Strategi Penuntasan Kemampuan Baca al-Quran di kalangan peserta didik SMP,SMA,SMK

Bogor, 11 Agustus 2016

Oleh Ruhyana / Mahasiswa Teknologi Pendidikaan

20151002_075647Komptensi membaca al-Quran sebenarnya sudah tercantun  pada kurikulum 2013 aspek al-Quran, misalnya di jenjang SMP ada kemampuan peserta didik harus sudah mampu membaca al-Quran QS. Al-Mujadilah : 11, Ar-Rahman: 33, an-Nisa: 146, al-Baqarah: 153, Ali-Imran : 134, al-Furqan: 63, al-Isra: 26-27, an-Nahl : 114, az-Zumar: 53, an-Najm : 39-42, Ali-Imran: 159, al-Hujurat: 13. Sedangkan pada jenjang SMA.SMK aspek al-Quran, QS. al_Hujurat: 10 dan 12, al-Isra: 32 dan an-Nur:2, al-Maidah:59, at-Taubah: 105, Yunus: 40-41, al-Maidah: 32, Ali Imran: 190-191, 159, dan Luqman: 13-14 dan al-Baqarah: 83.Kompetensi aspek al-Quran ini merupakan kompetensi yang minimalis harus dikuasai peserta didik pada jenjang pendidikan yang dijalaninya. Dalam kompetensi tersebut ada kompetensi kemampuan membaca, kompetensi memahami dan kompetensi menghapal.

Jika dipahami pada kompetensi yang didinginkan pada aspek al-Quran maka peserta didik sudah harus mampu membaca dan menghapal serta memhami kandungan ayat-ayat pada al-Quran tersebut. Bagianama kondisi Real kemampuan peserta didik ketika lulus dari sekolahnya, apakah siswa tersebut dijamin memiliki kemampuan membaca, memahami dan hapal ayat al-Quran yang menjadi kompetensi yang harus dikuasainya? Ini sesuatu yang menggelitik kami yanf melanglangbuana dalam dunia pendidiian di jenjang menengah. Salah satu hasil penelitian Disertasi Pasca sarjana UIKA Bogor tahun 2014, mengatakan hasil sebuah penelitian mengatakan bahwa kemampuan peserta didik dalam membaca al-Quran di Kabupaten Bogor baru mencapai 20%, sedangkan yang lainnya 80% belum mampu membaca al-Quran.  Penelitian ini terjadi pada beberapa sekolah yang dijadikan samle peneleitian, realitasnya mungkin bisa lebih besar dari itu atau kurang dari itu.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis melakukan kajian sederhana dengan guru pendidikaN agama Islam di Kabupaten Bogor melalui instrumen yang disebarkan kepada beberapa sekolah di kabupaten Bogor, namun karena yang menjadi respondent guru pendidikan agama Islam, maka hasil rata-rata kemampuan baca al-Quran menurut pengakuan mereka sekitar 10%. Akan tetapi validitas data instrumen tersebut masih kami ragukan, karena belum semua guru melakukan penyisisran secara mendalam kemampuan baca al-Quran dengan berbagai pemetaan dan berdasarkan nstrumen tes yang memetakan kemampuan baca al-Quran peserta didik. Hal ini setelah diajukan beberapa pertanyaan melalui wawancara secara mendalam  monitoring dokument penilaian aspek al-Quran, belum mendapat data-data yang valid secara lengkap, ada yang memang sudah lengkap, ada juga yang sudah melakukan pemetaan, dan kebanyakan belum melakukan secara terprogram tentang penanganan kemampuan peserta didik dalam kemampuan membaca al-Quran.

imageBeranjak dari data yang dmiliki maka, penulis melakukan kajian mendalam dalam sebuah kegiatan pembinaan di sekolah-sekolah tentang aspek al-Quran yang harus dijalani guru pendidikan agama Islam dalam penuntasan kemampuan baca al-Quran. Beberapa sekolah yang mensyaratkan di awal kemampuan baca al-Quran ketika penerimaan sekolah, relatif ketika proses pembelajaran al-Quran tidak begitu mengalami kendala berarti, contoh beberapa saekolah Islam Terpadu baik SMPIT maupun SMAIT kebanyakan mensyaratkan peserta didik yang masuk ke sekolah tersebut sudah mampu membaca al-Quran, sedangkan sekolah yang reguler seperti dialami beberpa sekolah negeri dan sekolah swasta di bawah organisasi umum seperti PGRI, dan sekolah yang dibawah masyarakat secara umum tidak mensyaratkan anak ketika masuk sudah mampu membaca al-Quran, sehingga kemampuan membaca al-Quran di kalangan peseta didik sangat beragam bahkan ditemukan beberapa peseta didik yang masuk dalam kategori Buta Hurup. Hal inilah yang menjadi kendala besar guru pendidikan agama Islam di sakolah umum, dan ini juga menjadi pemicu kepada minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas semakin jauh karena pada umunya peserta didik di jenjang SMP, SMA,SMK yang belum bisa baca al-Quran minat untuk belajar penddikan agama Islam pada umumnya sangat rendah. Ini sangat membahayakan jika dibaiarkan, karena semakin menjauhkan nilai-nilai agama sebagai dasar primer kehidupan pada kalangan peserta didik  akan semakin membuat runyamnya masa depan kependudukan di bidang agama pada bangsa ini. Hal ini juga bearlasan, tingkat kemampuan masyarakat yang sudah menikah dalam kemampuan membaca al-Quran semakin menurun yang berdampak kepada anak-ana yang dihasilkannya juga tidak mampu membaca al-Quran, padahal ini merupakan gerbang mengimpelemantasikan nilai-nilai agama di masayarakat,  Belum lagi diperparah dengan pendapat yang keliru dikalangan peserta didik, jika sudah menginjak usia remaja, terutama masuk usia jenjang SMP,SMA,SMK kebanyaknya mereka gengsi untuk mengaji di madrasah, mushola, masjid terdekat, bahkan diniyah-diniyah yang tersedia di masyarakat sangat minim usia remaja.

Continue reading

Leave a comment

Filed under Uncategorized

ACTIVE LEARNING/ PEMBELAJARAN AKTIF

by. OLEH RUHYANA, (Student  of Education Tecknology In UIKA Bogor)

Pembelajaran aktif atau yang dikenal dengan Active Learning sering kali hampir semua praktisi pendidikan mengaku sudah melakukannya. Akan tetapi pada realitasnya guru sebagai pelaku fasilitator pendidikan sering kali menyediakan bahan tayangan yang sangat menarik dengan desain yang ok untuk peserta didik, akan tetapi keaktifan peserta didik masih dirasakan kurang optimal, apalagi sampai tataran maksimal. Begitupula sering kali kita lupa bahwa dikatakan peserta didik melakukan pembelajaran atau proses belajar jika terjadi perubahan perilaku peseta didik ke arah yang lebih baik yang disebabkan karena pembelajaran berlangsung secara disengaja.

20160523_093236

Oleh karena itu maka pada kesempatan ini, kami menuliskan beberapa temuan kami tenang pembelajaran aktif secara sekilas, apa dan bagaimana pembelajaranaktif dapat dilakukan peserta didik di kelas?

Pembelajaran aktif  adalah  suatu kegiatan pembelajaran dimana terdapat keterlibatan pelajar dalam melakukan kegiatan dan memikirkan apa yang sedang dilakukan. Pembelajaran aktif secara tidak langsung menganjurkan untuk menciptakan inovasi dalam proses pembelajaran supaya lebih menyenangkan dan mudah diterima. Hal ini harus diperhatikan mengingat cara belajar dan memahami setiap orang berbeda, namun dalam belajar siswa didik harus aktif untuk menggali pengetahuan.(   A.Y. Soegeng: 2012 )

Karakteristik pembelajaran aktif menurut  Bonwell, setidaknya dalam proses pmebelajaran ada beberapa karakterristik yang harus tergambar dan muncul ketika pembelajaran berlangsung yaitu sebagai berikut: :

  1. Pengembangan keterampilan, pemikiran dan daya analisis yang menjadi tujuan utama bukan penyampaian informasi yang dilakukan pengajar.
  2. Mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi lebih baik supaya siswa tidak menjadi pasif.
  3. Eksplorasi nilai dan sikap yang dimiliki siswa yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
  4. Menekankan daya berpikir yang kritis, analisis, dan mampu memberikan evaluasi.
  5. Terjadinya umpan balik lebih cepat terjadi pada proses pembelajaran.

20160523_113944

Sedangkan srategi pembelajaran aktif dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:

  1. Siswa menjadi pusat perhatian  dengan lebih mengeksplor kemampuan peserta didik, bukan kemampuan gurunya.
  2. Dalam pembahasan  materi kaitkan dengan kondisi kenyataan (real condition)
  3. Bertindak cermat melalui deferensiasi. Melalui tindakan ini bila terdapat siswa yang belum memiliki kepintaran dan kecermatan yang diinginkan akan lebih cepat terdeteksi dan mampu bertindak cermat.
  4. Media menjadi sarana belajar yang fungsional, selagi  menjadi penghubung komunikasi yang menyampaikan pesan untuk dilakukan  analisis dan daya kritis serta menjadi pembantu (tool ) untuk pemberi pesan kepada pengguna media tersebut.
  5. Pembelajan aktif sejatinya dapat dilakukan pada setiap jenjang pendidikan. Tinggal meningkatkan kemampuan tenaga pengajar agar dapat mencapai tujuan yang telah diinginkan.

DSC_0330Mel Silberman  dalam buku 101 Strategi Pembelajaran aktif mengembangkan beberapa ajaran Konfusius yang dikenal dengan Kredo Pembelajaran aktif sebagai berikut:

  • Apa yang aku dengar, aku lupa
  • Apa yang aku dengar dan lihat, aku mengingatnya sedikit
  • Apa yang aku dengar, lihat dan tanyakan kepada atau diskusikan dengan orang lain, aku mulai memahaminya
  • Apa yang aku dengar, lihat, dikusikan dan lakukan, memberiku pengetahuan dan keterampilan
  • Apa yang aku ajarkan kepada orang lain, aku menguasainya..

Diantara beberapahal berikut terkait dengan kontruksi dalam pembelajaran aktif agar peserta didik benar-benar melakukan aktivitas pembelajaran sehingga terjadi perubahan perilaku baik perilaku kognitif, afektif atau psikomotornya:

  1. Tata letak untuk ruang kelas bisa bentuk U, gaya team, meja konferensi, lingkaran, Kelompok dalam Kelompok, tempat kerja, pengelompokan tersebar, susunan tanda pangkat, ruang kelas tradisional, audotorium. Tata letak ini sangat tergantung kebutuhan dan keluwesan peserta dalam melakukan aktivitas baik bergerak, bereksplorasi pengetahuan antar mereka atau mereka mendiskusikannya.
  2. Memancing partisipasi peserta didik setiap waktu dengan cara: diskusi terbuka, kartu tanggapan, jajak pendapat, dikusi subkelompok, parter belajar, Cambuk, panel, fishbowl, permainan dan menunjuk pembicara berikutnya.
  3. Mengembangkan tugas untuk partenr belajar dengan cara mendiskusikan, mewawancarai, mengkritik,mengajukan pertanyaan, merangkum, membuat, ,menganalisis, ,melakukan tes, menjawab dan membandingkan.20151119_145213
  4. Memperbaiki cara berceramah ketika pembelajaran dengan cara membangun minat peserta didik melalui cerita pancingan atau gambar menarik, menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dengan cara memaksimalkan pemahaman dan ingatan melalui judul besar, contoh dan analogi, alat bantu visual, dengan cara melibatkan peserta didik selama ceramah melalui tantangan kecil, latihan pendukung, dan dengan cara memperkuat ceramah melalui penerapa masalah dan tinjauan peserta didik.
  5. Menetukan strategi pembentukan kelompok belajar dengan cara: kartu pengelompokan, puzzle, mencari teman dan keluarga fiksi terkenal, label nama. Hari lahir, Kartu Remi, Mengambil Angka, rasa permen,memilih benda yang sama, dan menteri peserta didik.
  6. Memfasilitasi ketika melakukan diskusi dengan cara : mengungkapkan kembali, mencocokkan, memuji, menguraikan, menyemangati, menyatakan tidak sependapat, menengahi, mengggabungkan, mengubah dan merangkum.
  7. Memfasikitasi peserta didik dalam aktivitas belajar berdasarkan pengalaman dengan cara: menjelaskan tujuan, Menjelaskan manfaatnya, berbicara dengan pelan ketika memberikan petunjuk, mendemonstrasikan aktivitasnya jika petunjuknya rumit, membangi peserta didik menjadi sub kelompok sebelum memberikan petunjuk lebih lanjut, memberitahukan waktu yang tersedia, Menjaga aktivitas terus berlangsung, memberikan tantangan kepada peserta didik, selalu mendiskusikan aktivitasnya, dan dengan hati-hati menyusun pengalaman pertama yang sedang diproses.
  8. Menentuka pilihan untuk permainan peran dengan cara bentuk naskah melalui bentuk bebas, terarah, semi terarah, tayangan kehidupan,  dan dramatisasi bacaan, Sedangkan format perannya bisa dalam bentuk simultan, model panggung, bergilir, pemain yang berlainan, dan pengulangan.
  9. Menghemat waktu pembelajaran dengan cara: memulai tepat waktu, berikan instruksi yang jelas, siapkan informasi visual sebelum pelajaran dimulai, bagikan handout secara cepat, perrcepat laporan dari subkelompok, jangan biarkan diskusi berlarut-larut, dapatkan sukarelawan dengan cepat, persiapkan diri mengahadpi kelompok yang bosa atau malas-malasan, percepatlah proses aktivitas dari waktu ke-waktu, dan pancinglah perhatikan peserta didik dengan cepat.850636451_89972
  10. Segera melakukan intervensi pembelajaran ketikam peserta didik sulit diatur dengan cara: memberi isyarat non-verbal, mendengarkan secara aktif, memberi giliran kepada orang lain, memberikan aturan keparrtisipasian, mengunakian humor yang santun, menjalin hubungan personal, mengubah metode berpartisipasi, mengabaikan perilaku yang tidak terlalu mengganggu, mendiskusikan perilaku yang sangatb negatif secara pribadi, dan memasukan ke dalam hati kesulitan yang dialami.

Demikianlah sekelumit tentang pembelajaran aktif , semoga bermanfaat. Wallahu A’lam bish-Showab.

Leave a comment

Filed under Uncategorized

KEGIATAN MGMP PAI SMP,SMA,SMK TIMUR BOGOR

Bogor, 18 Maret 2016

Assalamu’alaikum wrwb.

Kepada seluruh Guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA,SMK Kabupaten Bogor Wilayah Timur ( Kec. Ciluengsi, Jonggol, Cariu, Tanjungsari, Sukamakmur dan Gunung Putri ) kami mengundang  Bapak Ibu dapat hadir membawa surat tugas dari kepala sekolah masing-masing pada:

Hari        : Sabtu

Tanggal :  19 Maret 2016

Tempat  : SMAN 1 Jonggol

Waktu    : Jam 08.00 s/d  15.00

Acara      :

  1. Pembinaan Kantor Kemenag oleh Kasi PAIS Kab Bogor
  2. Implementasi Penilaian pembelajaran Akhlak ( Permendikbud 53 tahun 2015) pada mata pelajaran pendidikan agama Islam
  3.   Panduan Penilaian Akhlak  dalam pembelajaran  PAI
  4.   Implementasi internalisasi nilai-nilai baik pada peserta didik dalam pembelajaran PAI
  5. Pemenuhan beban kerja Guru di sekolah
  6. Pngembangan sekolah berbasis akhlaj di sekolah umum
  7.   Pembtukan kepengurusan MGMP PAI SMA & SMK wilayah Timur
  8.   Sosialisasi program MGMP PAI SMP gugus Timur

Surat Undangan silahkan download di sini:

1. undangan smp-timur: undangan smp-timur

2. undangan SMA-timur : undangan sma-timur

3. Undangan SMK timur:

undangan smk timur

Karena begitu pentimg acaranya ini, mohon kepala sekolah dapat mengirim GPAI pada waktunya, seilahkan bawa alat tulis, leptop dan plasdish

Teruma kasih atas kerjasamanya,

Koordinator Pengawas Timut

oleh ruhyana

Leave a comment

Filed under Uncategorized

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR UNTUK PEMBELAJARAN NILAI / AFEKTIF

Navel's Blog

Moto   : “Orang sering berkeinginan melaksanakan apa – apa yang dirasakan dan dipikirkannya baik, namun apa yang diperbuat sering berbeda dengan hal tersebut”

Sebelum membahas mengenai strategi belajar mengajar maka hendaknya kita mengetahui perbedaan antara strategi, metode, teknik, maupun pendekatan. Karena banyak orang bingung untuk membedakannya. Strategi merupakan kumpulan sejumlah metode/cara/pola dalam mencapai/melaksanakan sesuatu atau mengerjakan sesuatu. Sedangan Metode merupakan kumpulan sejumlah teknik, dan Teknik adalah taktik atau cara kerja. Pendekatan (approach) adalah pola/dasar berfikir atau kerangka berfikir dalam menghadapi/ menyelesaikan/mengerjakan sesuatu.  Tentu saja Pendekatan seseorang akan menentukan strateginya, sedangkan metode serta teknik kerja akan ditentukan oleh pilihan strategi orang tersebut.

Pengertian-pengertian ini sangat perlu difahami sebagai tolak ukur kita, dalam membahas pembelajaran nilai/afektif, dan rumusannya sengaja saya sederhanakan sekalipun dalam dunia pendidikan/pembelajaran hal-hal tersebut masih merupakan polemik yang berkepanjangan.

Pada awal tulisan ini saya utarakan sebuah moto. Moto tersebut menunjukkan bahwa sering apa yang dipikirkan dan dirasakan…

View original post 2,261 more words

Leave a comment

Filed under Uncategorized

AUSTRALIA : PEMBELAJARAN BERBASIS NILAI KEMASYARAKATAN

Bogor, 31 Desember 2015

by OLEH RUHYANA

20151123_203311

Pengalaman berharga  yang dapat kita ambil dari masyarakat Austalia bagaimana mereka menjaga kebersihan lingkungan? Salah satunya Kami menelusuri Sunga Yarra  sebuah sungai yang masuk ke Kota Melbourne. Ada  beberapa pembelajaran berharga dari lingkungan sungai sebagai kebanggaan masyarakat Melbourne dan menjadi destinasi wisata di Australia. Sungai menjadi pusat kota dengan bentuk bangunan kebanggan Australia menghadap ke Sungai, sungai bersih, airnya bening, restoraan di pinggir sungai dan dibangun jalan-jalan serta dihiasi dengan taman-taman kota sepanjang sungai tersebut, bahkan stasiun kereta dan pusat perekonomian dibangun di sepanjang sungai Yarra tersebut.

Belajar dari salah satu indikator kebersihan lingkungan sungai, sok pasti mereka bagaimana mengelola limbah Industri dan limbah rumah tangga, bagaimana pembelajaran nilai-nilai kebersihan lingkungan yang diterapkan dari lingkungan sekolah? inilah yang menjadi salahsatu pertanyaan buat saya yang berkunjung ke negeri kangguru ini sambil meneliti pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas?

20151122_141757

Selain sungai yang begitu bersih tanpa polusi, kami juga sambil jalan-jalan menemani sohib pada belanja ke pasar tradisional tepatnya di Victorian Market. Di pasar ini begitu luas, tertata dengan baik tanpa menggunakan ruangan-ruangan blok  pembatas. Pasar tak jauh dengan tempat parkiran yang dibatasi garis-garis putih namun atapnya mirip lapangan bulu tangkis di negeri kita. Lorong-lorong dalam pasar cukup luas dan yang luar biasa kami tidak menemukan sampah secuilpun, walaupun pas lorong sayur mayur yang kerapkali kalo di kita sampah potongan sayuran ada dimana-mana sehingga masyarakat enggan datang ke pasar tradisional. Perilaku pedagang pun memberikan kesan baik, dimana tidak ditemukan pedagang yang menggiring ke bloknya, jika ada yang datang baru mereka layani dengan sopan, jika tidak jadi calon pembeli merapikan barang  seperti semula dan mengatakan I’m Sorry. Sebuah perilaku yang sangat berharga dan terbentuk dari proses yang lama tentunya.

Berangkat dari  pengalaman tersebut, maka kami mencoba mendatangi sekolah-sekolah di Adelaide dan Melbourne, bagaimana peserta didik melakukan pembelajaran terkait nilai-nilai yang tertanam dalam perilaku mereka salahsatunya berperilaku menjaga kebersihan lingkungan dimanapun mereka berada terutama di sekolah.

Ternyata saya menemukan jawabannya, bahwa sekolah menanamkan budaya bersih, saling menghargai antar peserta didik sejak dini. Hal ini dapat terlihat jika mereka belajar berbeda kelas mereka tidak saling menggangu bahkan saling mendukung dan kooperatif learning nampak sekali di sini. Sedangkan urusan sampah mereka malu membuang sampah sembarangan, lebih baik menyimpan sampah di saku celana sebelum ketemu tempat sampah yang disediakan. Budaya malu tertanam di sini. Tapi jangan salah juga saya menemukan sampah tanaman bertaburan di suatu tempat, pas diteliti itu ada unsur kesengajaan agar menjadi pupuk di tempat lahan yang akan dijadikan lahan tanaman sayuran sebagai kegiatan gardening buat siswa-siswi di sana.

20151124_105229Selain dalam sikap dan perilaku kebesihan menjadi salah satu point pendidikan yang penting di sekolah, simbol-simbol pesan kebersihan nampak hadir di setiap sudut tempat berkumpul peserta didik. Intinya pesan-pesan moral kebaikan dan yang positif selalu hadir dimana mata dan perasaan peserta didik selalu ingat dan nampak di panca indera mereka. Jika anak melakukan tindakan yang kurang ethis, menurut salah seorang guru ( pak Made  dari Indonesia ) anak tersebut digiring untuk melihat nilai-nilai yang disepakati bersama  dan dipampang dalam setiap sudut lingkungan sekolah.

Hal ini menggambarkan bagaimana sekolah memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan dan nilai-nilai positif untuk menjadi warga negara yang baik dikemudian hari dan dimulai di sekolah. Karena jika pendidikan kita tidak menanamkan nilai-nilai kebaikan dan nilai-nilai positif bagaimana jadinya ketika menjadi warga negara akan baik? Nilai islami pun harus dibentuk dan diinternalisasikan sejak dini, seperti budaya ketaatan, ketertiban, bersih, saling menghargai, tolong menolong, peduli sesama, membantu tanpa pamrih dan sebagainya harus dimulai dari dunia pendidikan yang terpotret dalam pembelajaran di kelas, di lingkungan sekolah, sok pasti sebesar apapun yang terjadi di masyarakat saat ini pendidikan akan merubah semua di masa depan, dimana generasi muslim yang memiliki segudang keyakinan, perbuatan dan perasaan yang sangat islami dan mengutamakan kepentingan umum.

Referensi:

1. The Experiences in Melborne School (Poin Cook & Baden Powel College)

2. The experinces  in Adelaide School ( Woodvile High School and Linden Park  Primary School).

Leave a comment

Filed under Uncategorized

BUKU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS 9 KURIKULUM 13

KAPER PAI SMP KELAS 9

BOGOR, 14 Juli 2015

Buku Pendidikan Agama Islam SMP Kelas 9 Kurikulum 2013 ini ditulis oleh Team yang ditunjuk oleh Kemendikbud  Muhammad Ahsan dan Sumiati yang ditelaah oleh Dr.Marzuki dan Ismail dibawah koordonasi Puskurbuk Balitbang Kemendikbud.

Kurikulum 2013 disusun untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya dengan pendekatan belajar aktif berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya bangsa. Berkaitan dengan hal ini, Pemerintah telah melakukan penyesuaian beberapa mata pelajaran antara lain adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

Kurikulum 2013 sudah tidak lagi menggunakan standar kompetensi (SK) sebagai acuan dalam mengembangkan Kompetensi Dasar (KD). Sebagai gantinya, Kurikulum 2013 telah menyusun Kompetensi Inti (KI). Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap kelas atau program (PP No.32/2013.

Kata pengantar.

Misi utama pengutusan Nabi Muhammad saw. adalah untuk menyempurnakan  keluhuran akhlak. Sejalan dengan itu, dijelaskan dalam al-Qur’±n bahwa Beliau diutus hanyalah untuk menebarkan kasih sayang kepada semesta alam. Dalam
struktur ajaran Islam, pendidikan akhlak adalah yang terpenting. Penguatan akidah adalah dasar. Sementara, ibadah adalah sarana, sedangkan tujuan akhirnya adalah pengembangan akhlak mulia. Sehubungan dengan itu, Nabi saw, bersabda, “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” *1 dan “Orang yang paling baik Islamnya adalah yang paling baik akhlaknya”. *2 Dengan kata lain, hanya akhlak mulia yang dipenuhi dengan sifat kasih sayang sajalah yang dapat menjadi bukti kekuatan akidah dan kebaikan ibadah. Sejalan dengan itu, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diorientasikan pada  pembentukan akhlak yang mulia, penuh kasih sayang, kepada segenap unsuralam semesta.
Hal tersebut selaras dengan Kurikulum 2013 yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi yang utuh antara pengetahuan, keterampilan,dan sikap. Selain itu, siswa tidak hanya diharapkan bertambah pengetahuan dan
wawasannya, tapi juga meningkat kecakapan dan keterampilannya serta semakin mulia karakter dan kepribadiannya atau yang berbudi pekerti luhur.
Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IX ini ditulis dengan semangat itu. Pembelajarannya dibagi ke dalam beberapa kegiatan keagamaan yang harus dilakukan siswa dalam usaha memahami pengetahuan agamanya dan
mengaktualisasikannya dalam tindakan nyata dan sikap keseharian yang sesuai dengan tuntunan agamanya, baik dalam bentuk ibadah ritual maupun ibadah sosial.
Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan yang ada pada buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang bersumber dari lingkungan alam, sosial, dan budaya sekitar.
Sebagai edisi pertama, buku ini sangat terbuka terhadap masukan dan akan terus diperbaiki untuk penyempurnaan. Oleh karena itu, kami mengundang para pembaca untuk memberikan kritik, saran dan masukan guna perbaikan dan
penyempurnaan edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).
Jakarta, Januari 2015
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Pembagian tema-tema dalam buku PAI KELAS 9 tersebut adalah sebagai berikut:

Bab 1 Meyakini Hari Akhir, Mengakhiri Kebiasaan Buruk
A. Renungkanlah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Dialog Islami . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Mutiara Khazanah Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Pengertian Hari Akhir dan Macam-macam Kiamat . . . .
2. Kejadian Kiamat Kubr± . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D. Refleksi Akhlak Mulia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E. Kisah Teladan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
F. Rangkuman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
G. Ayo Berlatih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
H. Catatan untuk Orangtua Siswa . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bab 2 Menatap Masa Depan dengan Optimis, Ikhtiar, dan Tawakal
A. Renungkanlah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Dialog Islami . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Mutiara Khazanah Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Optimis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Ikhtiar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Tawakal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D. Refleksi Akhlak Mulia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E. Kisah Teladan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
F. Rangkuman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
G. Ayo Berlatih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
H. Catatan untuk Orangtua Siswa . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bab 3 Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Jujur, Santun, dan Malu
A. Renungkanlah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Dialog Islami . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Mutiara Khazanah Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Jujur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Santun . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Malu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D. Refleksi Akhlak Mulia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E. Kisah Teladan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
F. Rangkuman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
G. Ayo Berlatih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
H. Catatan untuk Orangtua Siswa . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bab 4 Akikah dan Kurban Menumbuhkan Kepedulian Umat
A. Renungkanlah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Dialog Islami . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Mutiara Khazanah Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Ketentuan dan Tata Cara Penyembelihan
2. Akikah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Kurban . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D. Refleksi Akhlak Mulia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E. Kisah Teladan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
F. Rangkuman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
G. Ayo Berlatih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
H. Catatan untuk Orangtua Siswa . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bab 5 Kehadiran Islam Mendamaikan Bumi Nusantara
A. Renungkanlah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Dialog Islami . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Mutiara Khazanah Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Alur Perjalanan Dakwah di Nusantara . . . . . . .
2. Cara-cara Dakwah di Nusantara . . . . . . . . . . . . .
3. Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara . . . . . . .
D. Refleksi Akhlak Mulia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E. Kisah Teladan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
F. Rangkuman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
G. Ayo Berlatih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
H. Catatan untuk Orangtua Siswa . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bab 6 Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar, dan Tawakal
A. Renungkanlah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Dialog Islami . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Mutiara Khazanah Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Mari Membaca Q.S. az-Zumār/39:53; an-Najm/53:39-42; dan ‘²li ‘Imr±n/3:159
2. Memahami Tajwid tentang Tafkhim dan Tarqiq
3. Mari Belajar Mengartikan Q.S. az-Zumār/39: 53; an-Najm/53:39-42; dan ‘²li ‘Imr±n/3:159 . . .
4. Memahami Kandungan Q.S. az-Zumār/39:53;an-Najm/53:39-42; dan ‘²li ‘Imr±n/3:159 . . . . . .
D. Refleksi Akhlak Mulia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E. Kisah Teladan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
F. Rangkuman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
G. Ayo Berlatih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
H. Catatan untuk Orangtua Siswa . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bab 7 Beriman kepada Qa«±’ dan Qadar Berbuah Ketenangan Hati
A. Renungkanlah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Dialog Islami . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Mutiara Khazanah Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Pengertian Qa«±’, Qadar, dan Takdir . . . . . . . . .
2. Takdir Mualla dan Mubram . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Dahsyatnya Manfaat Beriman kepada Qa«±’dan Qadar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D. Refleksi Akhlak Mulia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E. Kisah Teladan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
F. Rangkuman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
G. Ayo Berlatih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
H. Catatan untuk Orangtua Siswa . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bab 8 Damaikan Negeri dengan Toleransi
A. Renungkanlah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Dialog Islami . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Mutiara Khazanah Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Pengertian Toleransi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Sikap Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari
3. Toleransi dan Kedamaian Negeri . . . . . . . . . . . .
D. Refleksi Akhlak Mulia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E. Kisah Teladan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
F. Rangkuman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
G. Ayo Berlatih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
H. Catatan untuk Orangtua Siswa . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bab 9 Menuai Keberkahan dengan Rasa Hormat, Taat kepada Orangtua dan Guru
A. Renungkanlah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Dialog Islami . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Mutiara Khazanah Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Hormat dan Sayang kepada Orangtua dan Guru . . . .
2. Taat Kepada Orangtua dan Guru . . . . . . . . . . . .
D. Refleksi Akhlak Mulia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E. Kisah Teladan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
F. Rangkuman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
G. Ayo Berlatih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
H. Catatan untuk Orangtua Siswa . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bab 10 Dahsyatnya Persatuan dalam Ibadah Haji dan Umrah
A. Renungkanlah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Dialog Islami . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Mutiara Khazanah Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Ibadah Haji . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Ibadah Umrah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Hikmah Haji dan Umrah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D. Refleksi Akhlak Mulia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E. Kisah Teladan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
F. Rangkuman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
G. Ayo Berlatih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
H. Catatan untuk Orangtua Siswa . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bab 11 Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara
A. Renungkanlah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Dialog Islami . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Mutiara Khazanah Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Tradisi Nusantara Sebelum Islam . . . . . . . . . . . .
2. Akulturasi Budaya Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Melestarikan Tradisi Islam Nusantara . . . . . . . .
D. Refleksi Akhlak Mulia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E. Kisah Teladan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
F. Rangkuman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
G. Ayo Berlatih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
H. Catatan untuk Orangtua Siswa . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bab 12 Menyuburkan Kebersamaan dengan Toleransi dan Menghargai Perbedaan
A. Renungkanlah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Dialog Islami . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Mutiara Khazanah Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Mari Membaca Q.S. al-Hujur±t/49:13 . . . . . . . . .
2. Memahami Tajwid tentang Tanda Waqaf . . . .
3. Mari Belajar Mengartikan Q.S. al-Hujur±t/49:13
4. Memahami Kandungan Q.S. al-Hujur±t/49:13
D. Refleksi Akhlak Mulia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E. Kisah Teladan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
F. Rangkuman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
G. Ayo Berlatih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
H. Catatan untuk Orangtua Siswa . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Glosarium . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Index . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Abstraksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Untuk ansipasi yang memerlukan bantuan silahkan bisa dapat minta bantuan ke  team penulis  atau ke alamat emal kami di : ruhyana.oleh@gmail.com

 

Leave a comment

Filed under Uncategorized

INSTRUMEN MONITORING KUALIFIKASI GURU PAI DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Bogor,  8 April 2013

Dalam rangka evaluasi program implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kabupaten Bogor, dan memudahkan item dan aspek pembinaan kepengawasan guru mata pelajaran pendidikan Agama Islam, kami mohon kepada GPAI SMP, SMA, SMK Kabupaten Bogor khusus Kecamatan Cileungsi, Cariu, Jonggol dan Tanjungsari dapat mengisi intrument implementasi kurikulum 2013 dan sekaligus kualifikasi kompetensi sebagai GPAI.

Oleh karena itu silahkan instrument dapat didownload dan diisi segera, boleh dikirim via email setelah distempel atau diserahkan melalui koordinator kecamatan, atau diserahkan ketika kami berkunjung ke sekolah Bapak Ibu sekalian pembinaan dan supervisi kelas.

download : Instrument kompetensi dan implementasi kurtilas

Terimakasih atas kerjasamanya, suksess selalu GPAI.

Wassalam.

Leave a comment

Filed under Uncategorized

INSTRUMENT MONITORING US PAI SMP,SMA,SMK KAB. BOGOR

Bogor, 7 April 2015

Assalamu ‘Alaikum wrwb.

Yang terhormat guru PAI SMP, SMA, SMK Kabupaten Bogor ( Wilayah Timur), dalam rangka monitoring US PAI SMP, SMA,SMK kami lampirkan instrumen monitoring US PAI untuk diisi oleh GPAI, Perwakilan Siswa dan Kepala Sekolah, silahka didownload.

instrumen_gpai1instrumen_gpai2instrumen_kepsek2instrumen_kepsek3instrumen_siswa1instrumen_siswa2intrumen_kepsek1

mohon diisi dan dilengkapi stempel sebagai pengesahan sekolah, bagi yang sudah menguasai IT silahkan bisa dikirim via email ke; ruhyana.oleh@gmail.com atau olehruhyana@yahoo.co.id , hatur nuhun kerjasamanya.

Leave a comment

Filed under Uncategorized

DATA SATUAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BOGOR 2015

Bogor, 1 Maret 2015

Berdasarkan data pendidikan dari Kemendikbud Tahun 2013, untuk membantu program kerja pengawas PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kab. Bogor 2015, berikut ini lampirkan data sekolah yang sudah memiliki NPSN sebagai berikut:

download :DATA SEKOLAH KAB. BOGOR_2013

download: Nama SMP dan GPAI Perkecamatan

Sebagai contoh program kerja pengawas kami, sebelum terjun ke lapangan pengawas wajib  mempersiapkan perangkat dan instrument yang akan dibawa ke sekolah dengan melakukan pembinaan, bantuan dan supervisi Guru PendidikaN Agama Islam di sekolah tersebut.

PROGRAM KERJA 

PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

OLEH RUHYANA, M.Ag

NIP. 197310122005011006

 

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

KABUPATEN BOGOR

2015


 

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang merupakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menuntut para pengelola dan pelaksana pendidikan melakukan perubahan dan penyesuaian semua aspek dan perangkat pendidikan dengan standar yang telah ditentukan. Hal ini diharapkan agar output pendidikan dapat memenuhi kebutuhan tuntutan era global, sesuai dengan keberagaman kebutuhan daerah.

Fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana dimuat dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab II pasal 3 adalah; ”Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Sebagai implikasi dari tujuan tersebut, Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah sebagai bagian dari Pengawas Sekolah adalah tenaga kependidikan yang secara institusional bertanggung jawab terhadap penjaminan mutu pendidikan memiliki peranan sangat penting dalam mengawasi, membina, memantau, dan mengembangkan kemampuan profesional para guru PAI di sekolah serta melaksanakan penilaian terhadap semua hasil kegiatan profesi mereka, agar sekolah yang dibinanya dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Tugas dan tanggung jawab tersebut memerlukan perencanaan yang matang, akurasi substansi program yang tajam, serta daya pikir yang inovatif. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 bab II pasal 5, Pengawas Sekolah mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial  pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan)  Standar Nasional  Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan  profesional  Guru,  evaluasi hasil pelaksanaan  program pengawasan,  dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus.

Mengacu pada ketentuan tersebut, menurut Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2014 bab II pasal 3 dan 4, Pengawas PAI pada Sekolah mempunyai tugas  melaksanakan  pengawasan Pendidikan  Agama Islam  pada  Sekolah dan berfungsi melakukan :

  • penyusunan  program  pengawasan PAI,
  • pembinaan,  pembimbingan,  dan  pengembangan  profesi  guru PAI,
  • pemantauan  penerapan  standar  nasional PAI,
  • penilaian hasil pelaksanaan program pengawasan dan
  • pelaporan  pelaksanaan tugas  kepengawasan. Berdasarkan hal itu, maka semua ketentuan umum yang berlaku bagi pengawas sekolah juga berlaku bagi Pengawas PAI pada Sekolah, kecuali hal-hal khusus dan subtansial yang diatur sendiri oleh Menteri Agama.

Selanjutnya pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 bab III pasal 7, 8 dan 9 disebutkan bahwa kewajiban, tanggung jawab dan wewenang Pengawas Sekolah adalah sebagai berikut:

  1. Kewajiban Pengawas Sekolah adalah:
  2. menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, melaksakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan dan membimbing dan melatih profesional Guru;
  3. meningkatkan  dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
  4. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, nilai agama dan etika;
  5. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
  6. Tanggung jawab Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas  pokok  dan kewajiban sesuai dengan yang dibebankan kepadanya.
  7. Wewenang Pengawas Sekolah adalah memilih dan  menentukan metode kerja, menilai kinerja  Guru  dan  kepala  sekolah, menentukan dan/atau mengusulkan program pembinaan serta melakukan pembinaan.

Berdasarkan kewajiban, tanggung jawab dan wewenang Pengawas Sekolah di atas, maka menurut Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2014 bab III pasal 5, Pengawas PAI pada Sekolah bertanggung  jawab  terhadap  peningkatan  kualitas  perencanaan, proses, dan hasil  pendidikan dan/atau pembelajaran PAI  pada TK,SD/SDL:B,  SMP/SMPLB,  SMA/SMALB, dan/atau  SMK serta berwenang (1) memberikan masukan,  saran, dan  bimbingan  dalam  penjurusunan, pelaksanaan,  dan  evaluasi  pendidikan  dan/atau  pembelajaran Pendidikan  Agama  Islam  kepada Kepala sekolah  dan instansi  yang membidangi urusan  pendidikan  di Kabupaten/Kota, (2) memantau  dan  menilai  kinerja  Guru PAI serta  merumuskan saran tindak  lanjut  yang  diperlukan, (3) melakukan  pembinaan  terhadap  Guru  PAI, (4) memberikan  pertimbangan  dalam  penilaian  pelaksanaan tugas  guru PAI kepada  pejabat  yang  berwenang  dan (5) memberikan  pertimbangan  dalam penilaian pelaksanaan  tugas  dan penempatan  Guru PAI  kepada  Kepala sekolah  dan  pejabat  yang berwenang.

Sehubungan dengan hal tersebut perlu langkah-langkah yang sistematis dan adanya kemampuan Pengawas PAI pada Sekolah dalam menyusun program kerja kepengawasan. Program kerja ini disusun untuk meningkatkan kompetensi pengawas PAI pada Sekolah dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya dalam penjaminan mutu pendidikan di masing-masing sekolah binaan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan serta strategi kebijakan pendidikan di Kabupaten Bogor.

  1. Landasan Yuridis
  1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
  2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
  3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
  4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan;
  5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
  6. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 91 Tahun 2001 tentang Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya;
  7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2005 tentang Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru;
  8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2005 tentang Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah
  9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22, dan 23, Tahun 2006 tentang Standar Isi, Standar Kelulusan, dan Standar Pelaksanaannya;
  10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan tenaga Kependidikan;
  11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12  dan 13 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah dan Standar Kepala Sekolah/Madrasah;
  12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
  13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan;
  14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 dan 20 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan dan Standar Penilaian Pendidikan;
  15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana Pendidikan;
  16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan;
  17. Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah;
  18. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
  19. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
  20. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya;
  21. Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama Pada Sekolah;
  22. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 01/III/PB/2011 dan Nomor 6 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas sekolah dan Angka Kreditnya;
  23. Peraturan Menteri Agama Nomor 211 tahun 2011 tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah;
  24. Peraturan Menteri Agama Nomor 2 tahun 2014 tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah;
  1. Visi, Misi, dan Strategi Pengawasan
  2. Visi Pengawas

“Terciptanya sistem kepengawasan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah yang kredibel, transparan, efektif dan efisien sehingga mampu mendorong penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah yang profesional dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional”

  1. Misi

Untuk mencapai visi tersebut perlu dirumuskan misi kepengawasan sebagai berikut :

  1. Meningkatkan sistem dan standarisasi kepengawasan Pendidikan Agama Islam  yang kredibel, transparan, efektif dan efisien;
  2. Meningkatkan kualifikasi, standar kompetensi dan profesionalitas Pengawas Pendidikan Agama Islam  pada Sekolah;
  3. Meningkatkan mutu penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam  pada sekolah binaan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  4. Strategi Pengawasan

Untuk mencapai visi  dan misi pengawasan tersebut, maka strategi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

  1. Meningkatkan sumberdaya pengawas PAI melalui kegiatan workshop pemberdayaan pengawas, rakor pengawas, studi banding, temu ilmiah, dan kegiatan lain yang dapat meningkatkan kepengawasan yang efektif dan efisien.
  2. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan penjaminan mutu pengawas yang mampu mengimplementasikan lima dimensi kompetensi pengawas PAI yang meliputi 29 sub-kompetensi, yaitu (1) kompetensi kepribadian  meliputi lima sub-kompetensi, (2) kompetensi Supervisi Akademik delapan sub-kompetensi, (3) kompetensi penilaian pendidikan enam sub-kompetensi, (4) kompetensi penelitian dan pengembangan delapan sub-kompetensi, dan (5) kompetensi sosial meliputi dua sub-kompetensi.
  3. Melaksanakan kegiatan supervisi akademik sesuai dengan wilayah binaan pengawas sehingga mampu meningkatkan adanya penjaminan mutu pendidikan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
  1. Ruang Lingkup Pengawasan.

Untuk mewujudkan pencapaian program pengawasan yang efektif, perlu adanya pelaksanaan tindak lanjut kegiatan yang nyata dari pengawas. Kegiatan tersebut dirancang melalui ruang lingkup pengawasan yang mencakup pembinaan, pemantauan, dan penilaian hasil pengawasan.

Sasaran pembinaan pengawas adalah pemberian arahan, bimbingan,  contoh, dan saran bagi peningkatan kualitas sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah. Pola pembinaan yang akan dilakukan yaitu meliputi  kegiatan:

  1. Kunjungan secara berkelanjutan ke sekolah binaan;
  2. Pertemuan kelompok kerja guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di gugus-gugus sekolah;
  3. Melaksanakan supervisi akademik kepada guru PAI serta supervisi umum kepada tenaga kependidikan dan sumber daya sekolah;
  4. Melaksanakan supervisi pendampingan pembelajaran kepada para guru PAI di sekolah;
  5. Melaksanakan pembinaan khusus kepada guru PAI secara berkala;
  6. Melaksanakan pembinaan secara umum tentang upaya peningkatan kualitas sekolah kepada semua komponen sekolah meliputi guru, staf, komite sekolah, wali murid, tokoh masyarakat, dan stakeholder sekolah;
  7. Memberikan contoh mengajar yang PAIKEMI(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Islami).

Untuk meningkatkan kualitas hasil dan implikasi dari kegiatan pembinaan yang telah dilakukan oleh pengawas sekolah, perlu dilaksanakan kegiatan pemantauan sampai sejauh mana semua kegiatan sekolah mampu diimplementasikan  dengan optimal. Sasaran kegiatan pemantauan adalah semua program sekolah beserta pengembangannya. Pola pemantauan pengawas dilakukan melalui  kegiatan:

  1. Pengisian instrumen monitoring dan evaluasi oleh kepala sekolah dan guru yang telah disiapkan oleh pengawas;
  2. Observasi secara umum terhadap kegiatan program sekolah dan pengembangannya;
  3. Observasi secara khusus terhadap kegiatan kepala sekolah dan guru beserta semua staf;
  4. Kunjungan insidental pengawas.
  5. Menganalisis hasil monitoring dan evaluasi
  6. Menyusun program tindak lanjut hasil analisis hasil monitoring dan evaluasi.
  7. Melaksanakan program tindak lanjut.

Kegiatan penilaian, yaitu penentuan derajat kualitas berdasarkan kriteria yang ditetapkan terhadap proses dan hasil program pengembangan sekolah secara kolaboratif denganstakeholder sekolah yang dilakukan oleh pengawas PAI secara berkala dan berkelanjutan. Hal ini diharapkan semua program mampu dilaksanakan secara kolaboratif dan sistematik oleh sekolah.

  1. Tujuan dan Sasaran Pengawasan
    1. Tujuan Program

Program kerja Pengawas Pendidikan Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2014/2015 ini bertujuan:

  1. Sebagai acuan kerja bagi Pengawas Pendidikan Agama Islam untuk melaksanakan penilaian, pembinaan, dan pengawasan pada sekolah binaan;
  2. Menentukan skala prioritas program;
  3. Sebagai pedoman evaluasi untuk menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan program;
  4. Bahan pertimbangan atau dasar untuk menganalisis program yang dinyatakan berhasil dan yang belum berhasil;
  5. Sebagai pedoman dalam membantu kepala sekolah, guru, staf dan tata usaha sekolah, komponen lainnya (stakeholders) dalam mengembangkan visi, misi, dan tujuan sekolah;
  6. Sebagai pedoman dalam mengumpulkan data, mengolah data, melaksanakan analisis sederhana maupun analaisis komprehensif, untuk menentukan keputusan/kesimpulan sebagai bahan menyusun laporan hasil pengawasan sekolah persekolah maupun seluruh sekolah binaan.
  7. Sasaran Pengawasan

Sasaran pengawasan dari program kerja ini adalah peningkatan kompetensi dan profesionalisme pengawas Pendidikan Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor. Adapun secara khusus sasaran kegiatan ini adalah :

  1. Pembinaan, monitoring, dan evaluasi proses dan hasil pelaksanaan program;
  2. Peningkatan kinerja guru, dan staf serta sumber daya sekolah;
  3. Peningkatan penjaminan mutu pendidikan di wilayah sekolah binaan pengawas;
  4. Pengembangan hasil binaan pengawas oleh sekolah binaan;
  5. Penjaminan mutu pendidikan di setiap lembaga pendidikan sesuai wilayah binaan pengawas. Adapun wilayah binaan pengawas terlampir dalam lampiran program kerja.

Continue reading

Leave a comment

Filed under Uncategorized

Peraturan Kepengawasan Pendidikan Agama Islam

Bogor, 25Februari 2015

Pengawas Pendidikan Agama Islam yang pada akhir-akhir ini sudah mulai banyak diangkat baik yang diangkat oleh Kantor Kemenag Kabupaten /Kota atau oleh Pemda Kabupaten/Kota, memerlukan panduan dan payung hukum yang jelas, apalagi di Jawa Barat sedang gencar diangkat pengawas PAI untuk TK/SD, SMP, SMA,SMK dan SLB dan banyak direkrut dari pengurus MGMP PAI dan KKG PAI.

Berdasarkan  Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2014 bab III pasal 5, Pengawas PAI pada Sekolah bertanggung  jawab  terhadap  peningkatan  kualitas  perencanaan, proses, dan hasil  pendidikan dan/atau pembelajaran PAI  pada TK,SD/SDL:B,  SMP/SMPLB,  SMA/SMALB, dan/atau  SMK serta berwenang :

(1) memberikan masukan,  saran, dan  bimbingan  dalam  penjurusunan, pelaksanaan,  dan  evaluasi  pendidikan  dan/atau  pembelajaran Pendidikan  Agama  Islam  kepada Kepala sekolah  dan instansi  yang membidangi urusan  pendidikan  di Kabupaten/Kota,

(2) memantau  dan  menilai  kinerja  Guru PAI serta  merumuskan saran tindak  lanjut  yang  diperlukan,

(3) melakukan  pembinaan  terhadap  Guru  PAI,

(4) memberikan  pertimbangan  dalam  penilaian  pelaksanaan tugas  guru PAI kepada  pejabat  yang  berwenang  dan

(5) memberikan  pertimbangan  dalam penilaian pelaksanaan  tugas  dan penempatan  Guru PAI  kepada  Kepala sekolah  dan  pejabat  yang berwenang.

Bagi yang membutuhkan payung hukum dan panduan pengawas PAI silagkan download pada PMA No. 2 Tahun 2012 dan pedoman pengawas PAI berikut.

PMA NO 2 TAHUN 2012 PENGAWAS

PEDOMANPENGAWASJADIHAMDIOk

Semoga bermanfaat.

Leave a comment

Filed under Uncategorized